In the Beginning, kita berasal dari sekelompok fanatik Barito Putera sebagaimana umumnya, mengawal sang kebanggaan Banua berjuang sejak kasta terendah persepakbolaan nasional.
Kemudian, setelah sekian lama mengikuti kegiatan persuporteran di Indonesia sebagai bagian dari culture "Mania" yang berkembang secara implusif mengikuti karakter dan budaya masyarakat Nusantara, kami melihat sebuah "gaya baru" dalam dunia persuporteran, kami melihat bagaimana -Ultras AS Roma- suporter liga Italia, yang ternyata tidak kalah gila dalam mendukung kebanggaan mereka dilapangan hijau sebagaimana kegilaan suporter mania yang kami lihat ditanah air kita.
Kami-pun terhipnotis oleh suporter klub-klub benua biru untuk mengikuti cara mereka dalam mendukung sang kebanggaan.
Penggabungan dua kelompok
Pada tahun 2016, ketika PS Barito Putera ikut berkompetisi dalam kejuaraan tidak resmi akibat di-suspend-nya Indonesia oleh FIFA karena tidak becusnya para pemimpin kita dalam pengelolaan sepakbola, kami mendukung sang kebanggaan dengan bertengger di Tribun Selatan Stadion 17 Mei Banjarmasin, yang ketika itu, kami terbagi dalam dua kelompok beraliran Ultras dengan visi dan misi yang sama dan berpentas dipanggung yang sama pula. Kerna kesamaan itulah, dihari Sabtu malam, 26 November 2016, para pendiri kami dengan rasa bangga mempersatukan kelompok yang bernama Ultras 88 dan kelompok Ultras Boys 88 menjadi satu Ultras 1988.
Sekian.
Supported by @banjarfootball.id